Pertemuan VIII

( 27 September 2014 )


Kekayaan dan Kompleksitas Afektivitas Manusia

Yang membedakan manusia deng tumbuhan adalah afektivitasnya. Afektivitaslah yang membuat manusia ‘berada’ di dunia, berpartisipasi dengan orang lain. Afektifitas juga yang mendorong orang untuk mencintai, mengabdi dan menjadi kreatif. Afektivitas termasuk kegiatan yang kompleks.


Bagaimana disposisi afektif dasariah si subyek terhadap obyeknya? 

Seluruh kehidupan afektif berputar pada dua kutub yang bertentangan satu sama lain yang mengarah pada obyek karena menyukainya, atau berpaling darinyaa karena menganggapnya buruk. 
Cinta adalah buah afektivitas positif, dan benci adalah buah afektivitas negatif. Sebenarnya cintalah yang paling dasariah.


Sikap Mana yang Diambil Afektivitas Berhadapan dengan Obyek ?

Tehadap obyek yang dianggap berguna subyek mencintainya. Ini disebut cinta utilitaris/ bermanfaat.


Bgm sikap subyek dpt ditentukan scr afektif oleh obyeknya? 

Dibedakan ‘perasaan’ dan ‘emosi’. Kehidupan afektif memperlihatkan macam-macam cara yang berbeda-beda menurut bagamana subyek menguasai obyek. Keadaan afektif yang berbeda-beda ini disebut ‘hasrat-hasrat jiwa’ (Thomas Aquinas).
Meninjau ciri khas kebenaran afektivitas yg disebut ‘suasana hati.’ Orang bersuasana hati baik bila semua kemampuan bekerja dengan baik.


Apa yang Bukan Perbuatan Afektif ?

Cinta membuktikan diri dalam perbuatan-perbuatan. Cinta mendahului perbuatan-perbuatan.
Afektivitas itu sering kali disamakan dengan kesanggupan merasa, padahal kehidupan afektif bukan hanya menyangkut merasa saja, tapi juga menyangkut hal yang spiritual.


Apa yang Merupakan Perbuatan Afektif ?

Hidup afektif atau afektivitas adalah seluruh perbuatan afektif yang dilakukan subyek sehingga subyek ditarik oleh obyek atau sebaliknya.
Perbuatan afektif sedikit mirip dengan  ‘perbuatan mengenal’ karena dianggap perbuatan vital/imanen. Tapi perbuatan afektif beda dengan ‘perbuatan mengenal’ karena perbuatan afektif itu lebih pasif, sedangkan pada ‘perbuatan mengenal’ subyek membuka diri pada obyek.


Kondisi Afektivitas Manusia

Agar ada afektivitas, perlu suatu ikatan kesamaan antara subyek dan obyek perbuatan afektifnya.
Apakah kesenangan harus dicurigai? Saya hidup dibawah ‘cara afektif’ kesenangan, bila saya sungguh bersatu dalam perasaan dan pikiran dengan apa yang baik bagi saya. Kesenangan adalah perasaan yang dialami subyek bila dia dihinggapi oleh keadaan berada lebih baik.



Catatan Tentang Cinta Akan Diri, Sesama dan Tuhan

Orang sering menganggap cinta diri sendiri adalah egoisme, maka tidak baik. Padahal cinta akan diri sendiri dapat ditemukan pada orang yang sanggup mencintai orang lain dengan sungguh-sungguh.
Egoisme menolak setiap perhatian otentik pada orang lain. Orang egois hanya mengambil untung dari apa saja.
Jika kita mencintai Tuhan dengan seluruh jiwa/ hati, bukankah itu sama dengan mengasingkan diri dari diri sendiri? Tidak. Tuhan tadak melawan kita. Ia transenden dan imanen. 

St. Agustinus menyatakanTuhan adalah pokok pangkal kepribadian kita masing-masing. 
Ia adalah dasar dimana semua manusia saling berkomunikasi. Makin saya mendekati orang lain, makin saya mendekati Tuhan.









Sumber: Dr. Raja Oloan Tumanggor (Slide Power Point Manusia dan Afektivitasnya)


1 comments:

Kevin said...

wowww 98 !!!

Post a Comment

Read This