Kebebasan


Jiwa dan Badan

Eksistensi jiwa dalam tubuh memampukan manusia untuk menghadirkan diri secara total di dunia dan memungkinkan manusia menentukan perbuatannya.
Dalam fungsi menentukan perbuatan, jiwa berhubungan dengan kehendak bebas, karena jiwalah manusia menjadi mahluk bebas.
Kebebasan itu mendasar bagi manusia dan merupakan penting humanisme.


“Sejarah manusia merupakan sejarah perjuangan kebebasan” (Erich Fromm, The Fear of Freedom, 1960)
Artinya, kebebasan menjadi bagian tak terpisahkan dari eksistensi manusia.


Pandangan Determinisme

adalah aliran yang menolak kebebasan sebagai kenyataan hidup bagi manusia. Setiap peristiwa, termasuk tindakan dan keputusan manusia disebabkan oleh peristiwa-peristiwa lainnya.


Pandangan dan juga aliran mengenai determinisme:

1. Determinisme fisik-biologis
2. Determinisme psikologis
3. Determinisme sosial
4. Determinisme teologis


Kebebasan sebagai Bagian dari Eksistensi Manusia

Menurut padangan Immanuel Kant tentang kebebasan dan kehidupan moral, perbuatan moral ada pada kebebasan itu sendiri. Hal ini dikarenakan adanya tanggung jawab karena kehidupan tidak berjalan teratur tanpa adanya tanggung jawab.



Arti Kebebasan

Secara umum, kebebasan adalah ketika tidak adanya hambatan, paksaan, halangan, dan aturan. Namun, apabila ditelaah secara khusus, kebebasan tersebut dinamakan kebebasan eksistensial.
Menurut proses Filsuf Whitehead, kebebasan eksistensial adalah penyempurnaan diri dan kesanggupan memilih dan memutuskan. Hal tersebut ditegaskan oleh Franz Magnis-Suseno yang mengatakan bahwa ada kemampuan mengungkapkan berbagai dimensi kemanusiaan yaitu kebebasan dan hak-hak dasar.


Jenis-Jenis Kebebasan :

  • Kebebasan Horizontal (berkaitan dengan kesenangan dan kesukaan, bersifat spontan, semata pertimbangan intelektual) dankebebasan vertikal (pilihan moral, pertimbangan tujuan, tingkatan nilai).
  • Kebebasan Eksistensial (Kebebasan positif, lambang martabat manusia) dan kebebasan sosial (terkait dengan orang lain) kebebasan sosial dibatasi dalam hal fisik, psikis dan normatif.


Nilai humanistic dalam kebebasan eksistensial :

- Melibatkan pertimbangan
- Mengedepankan nilai kebaikan
- Menghidupkan otonomi
- Menyertakan tanggung jawab


4 alasan adanya pembatasan kebebasan sosial:

a. Menyertakan pengertian
b. Memberi ruang bagi kebebasan eksistensial
c. Menjamin pelaksanaan keadilan bagi masyarakat
d. Terkait dengan hakikat manusia sebagai makhluk sosial.


Sejarah Perkembangan Masalah Kebebasan

Filsafat Yunani tidak memberikan jawaban yang memuaskan atas masalah kebebasan karena :

Adanya pandangan bahwa semua hal berada di bawah “nasib” dan “kehendak mutlak” yang mengatasi manusia dan para dewasa yang secara sadar atau tidak sadar menentukan tindakan. Jadi, tidak ada pertanggungjawaban manusia atas tindakannya.
Menurut pemikiran Yunani, manusia ialah bagian dari alam maka harus mengikuti hukum umum yang mengaturnya.
Manusia terpengaruh oleh sejarah yang bergerak secara siklis.Jaman – jaman yang ada dalam sejarah Perkembangan Masalah Kebebasan :


i. Zaman Abad Pertengahan, masalah kebebasan dilihat dalam perspektif teosentrik
ii. Zaman modern (percaya akal budi), perspektif teosentrik digantikan oleh perspektif antroposentrik
iii Era Kontemporer (pascamodern), kebebasan dipermasalahkan dari sudut pandang sosial

iv. Kebebasan dalam pemikiran Timur cenderung dilihat sebagai pembebasan dari kendala keinginan egoistik dan dari kecemasan untuk mencapai kesatuan dan pengendalian diri.





Sumber : PPT KBK Filsafat Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

0 comments:

Post a Comment

Read This